Mars FSPMI Kami buruh fspmi Berjuang di sini karena hati kami Bukan karena digaji atau ingin dipuji Kami berjuang karena hak asasi Kami buruh fspmi Siang malam tetap mengabdi Tak peduli hujan tak peduli panas Susah senang ya solidarity Reff: Di sini bukan tempat buruh malas Atau mereka yang biasa tidur pulas Di sini tempatnya para pejuang Yang berjuang dengan keikhlasan Lawan lawan lawan lawan lawan Lawan lawan lawan sampai menang Satu komando wujud kekompakan Sabar dan loyal itu kewajiban Sekuat mental baja sukarela berkorban Berjuang dalam satu barisan Solidarity forever Solidarity forever Solidarity forever For the union make us strong.

Minggu, 20 Januari 2013

Para penitip nasib itu keji, tak punya hati, dan bodoh, karena:

1. meminjam atau meriba tenaga, pikiran dan bahkan nyawa kawan-kawannya;

2. Semakin banyak penitip nasib maka kemungkinan menang akan semakin kecil karena (jumlah) tekanan massanya semakin kecil (sedikit). (Kalau anda pernah berjuang, anda pasti tahu bahwa kapitalis itu tidak bisa diajak berunding, apalagi cuma lewat telpon dan SMS, tak akan dianggap.). Jadi para penitib nasib itu mencelakakan semuanya karena memperkecil kemungkinan untuk menang.

3. Tapi, bila menang, para penitip nasib itu ikut menikamati hasilnya--seperti kenaikan upah tahun lalu dan kesejahteraan-kesejahteraan lainnya. Dan para penitip nasib itu tenang-tenang saja--tidak merasa tercekik tenggorokannya saat makan dan minum--menikmati hasilnya beserta keluarganya. Jadi, para penitip nasib itu tidak takut sama Tuhannya--menafkahi keluarganya dari hasil riba.

Danial Indrakusuma, mahaguru EKOPOL FSPMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar