Kronologis Represif Aparat Kepolisian Terhadap AKSI SOLIDARITAS Kawan-Kawan BURUH BEKASI yang melakukan solidaritas terhadap pemogokan PT. TOPPAN Industrial Printing, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa, 11 September 2012
11 September 2012, Ratusan buruh PT.
 TOPPAN Industrial Printing masih melakukan pemogokan sejak beberapa 
hari lalu dengan membuka tenda pemogokan di pabrik mereka. Sejak pagi 
hari kawan-kawan buruh PT. Toppan Industrial Printing melakukan aksi 
pemblokiran Jalan Raya Cibitung. Menjelang sore hari diperoleh kabar 
bahwa buruh-buruh PT. TOPPAN yang sedang melakukan pemogokan akan 
direpresif oleh kepolisian. 14 truk aparat kepolisian (sekitar 700-1000 
aparat) yang berasal dari Polsek, Polres Bekasi dan Pasukan Brimob Polda
 Metro Jaya telah siaga dan menunjukkan sikap represifnya. Pihak 
kepolisian, Brimob memberi waktu aksi pemogokan hanya sampai pukul 17.00
 wib dan mengancam akan membubarkan.
Pada saat yang sama, kawan-kawan SEKBER BURUH BEKASI hari itu juga 
memiliki agenda untuk melakukan aksi konvoi sambil membagikan selebaran 
PEMOGOKAN NASIONAL PENGHAPUSAN SISTEM KERJA KONTRAK-OUTSOURCING dan UPAH
 MURAH serta undangan RAPAT AKBAR SEKBER BURUH BEKASI pada tanggal 17 
September 2012. Aksi Konvoi dan bagi-bagi selebaran sosialisasi rapat 
akbar dan mogok nasional dilakukan di 3 kawasan industri di Bekasi: 
MM2100, Jababeka, dan Hyundai. Konvoi dilakukan sejak pukul 16.00 wib.
Sejak sore hari, kawan-kawan SEKBER BURUH yang berada di kawasan 
industry MM2100, mendapat kabar dari kawan-kawan buruh PT. TOPPAN bahwa 
aksi mogok mereka akan dibubarkan oleh Brimob dan meminta solidaritas 
kepada kawan-kawan untuk segera merapat ke PT. TOPPAN. Kawan-kawan 
SEKBER BURUH  yang berada di kawasan industri MM2100 akhirnya memutuskan
 untuk langsung bergerak merapat ke PT. TOPPAN yang berada di lampu 
merah Cibitung. Sampai di PT. Toppan, situasi represif memang telah 
ditunjukkan oleh aparat.
Sementara itu kawan-kawan-kawan SEKBER BURUH yang melakukan aksi 
konvoi di kawasan industri Hyundai yang berjumlah 300 orang lebih, juga 
bergerak menyusul untuk memberikan solidaritasnya ke kawan-kawan buruh 
PT. TOPPAN. Tepat sekitar pukul 17.00 wib, persis mendekati lokasi 
perusahaan PT. TOPPAN, pihak Brimob langsung merepresi kawan-kawan 
SEKBER BURUH yang baru saja datang: memukuli kawan-kawan buruh dengan 
membabi buta dengan kayu dan bambu yang bawa oleh Brimob. Motor-motor 
yang dipergunakan oleh kawan-kawan pun dirusak. Hampir seluruh 
kawan-kawan SEKBER BURUH yang baru datang dari Hyundai mengalami korban 
pemukulan represif aparat. Kawan-kawan SEKBER BURUH pun dipaksa mundur 
dari lokasi.
Sementara itu, tak berapa lama kemudian, sekitar 800-an orang 
kawan-kawan SEKBER BURUH dari kawasan industri JABABEKA yang telah 
selesai melakukan aksi kampanye, konvoi dan bagi selebaran di kawasan 
industri JABABEKA juga datang ke PT. TOPPAN. Seperti halnya dengan 
kawan-kawan SEKBER BURUH yang dating dari kawasan Hyundai, 800-an buruh 
anggota SEKBER BURUH dari JABABEKA inipun, pada saat mereka hendak 
memarkir motor, langsung dipukuli oleh pasukan Brimob. Pemukulan dan 
perusakan motor-motor buruh terus dilakukan oleh aparat. Karena tindakan
 represif yang tiba-tiba ini, kawan-kawan SEKBER BURUH pun mundur dan 
melakukan rapat akbar di MKP (“Markas Komando Pemberontakan” Bekasi) PT.
 Byung Hwa.
Malam harinya, Kapolsek Cibitung meminta ada pertemuan dengan 
kawan-kawan Sekber. Dalam pertemuan tersebut, Kapolsek mengakui bahwa 
tindakan represif tersebut adalah kesalahan dari pihak kepolisian dan 
bersedia meminta maaf kepada massa SEKBER BURUH dan bahkan bersedia 
meminta maaf ke media massa, (walau ia mengatakan akan menunggu ijin 
dulu dari Kapolres Bekasi). Kapolsek pun mengatakan siap menggantian 
segala kerugian, baik biaya rumah sakit maupun motor-motor yang dirusak 
oleh pihak kepolisian. Tetapi ia menyatakan tidak bisa menindak pihak 
Brimob, karena Brimob adalah kewenangan pihak Polda Metro Jaya. 
Disamping meminta maaf Kapolsek juga menyatakan pihak kepolisian akan 
tegas terhadap aksi-aksi buruh yang menuntut tuntutan non normatif.
Tindakan represif ini pastinya merupakan usaha dari rejim kapitalis 
neoliberal SBY-Boediono untuk menghentikan gerak maju gerakan buruh 
Bekasi, yang saat ini telah berhasil membangun gerakan solidaritas, 
persatuan dan sedang gencar-gencarnya mempersiapkan pemogokan nasional 
penghapusan sistem kontrak dan outsourcing dan upah upah murah, dimana 
jelas ini merupakan tuntutan non normatif.
Diperoleh kabar, selain ratusan kawan-kawan SEKBER BURUH dan 
kawan-kawan buruh dari FKI dan solidaritas basis FSPMI yang menjadi 
korban pemukulan, setidaknya terdapat 15 orang anggota SEKBER yang 
luka-luka lebam serius dan harus mendapat perawatan.
Hari ini, 12 September 2012 jam 11.00 wib, kawan-kawan SEKBER BURUH 
telah melakukan konferensi pers di LBH Jakarta, dan dilanjutkan dengan 
konsolidasi di Bekasi untuk menentukan langkah selanjutnya. Pastinya represi tidak akan
 mampu menghentikan Perlawanan dan Gerakan Solidaritas serta Persatuan 
Buruh yang saat ini sedang gencar-gencarnya dibangun di Bekasi menuju 
Pemogokan Nasional..  
Tuntutan yang dikampanyekan paska represif:
- Menarik kepolisian dan pasukan Brimob dari kasus-kasus perburuhan dan kasus-kasus rakyat lainnya.
- Memberikan sangsi tegas terhadap pihak kepolisian dan Brimob yang melakukan kekerasan.
- Kebebasan Serikat, berdemonstrasi, bersolidaritas, rapat akbar, mogok nasional
Langkah-langkah lebih lanjut sedang dirapatkan di Bekasi. Represitas 
yang terjadi pastinya justru semakin menunjukkan bahwa Gerakan 
Solidaritas, Persatuan Perjuangan harus segera diperkuat dan diwujudkan,
 bukan saja di Bekasi melainkan di seluruh daerah dan nasional, hingga 
terwujudnya wadah kekuatan politik Buruh dan elemen-elemen rakyat 
tertindas lainnya untuk bersama-sama melawan seluruh kekuatan 
kapitalisme neoliberal (rejim SBY-Boediono dan partai-partai pro 
kapitalisme neoliberal).
–
Sekilas tentang Gerakan Buruh Bekasi 
SOLIDARITAS dan PERSATUAN PERJUANGAN adalah
 suatu gerakan nyata dan gerakan utama dalam gerakan buruh Bekasi saat 
ini. Gerakan solidaritas, dalam bentuk nyatanya adalah, hadirnya ratusan-ribuan buruh
 dalam setiap pemogokan pabrik yang terjadi di Bekasi. Bahkan 
seringkali, jumlah solidaritas jauh melampaui keseluruhan jumlah buruh 
di perusahaan yang sedang melakukan mogok. Gerakan SOLIDARITAS ini terus
 berjalan hingga saat dan telah berjalan lebih dari 5 bulan. Sejak lebih
 dari 5 bulan lalu, hampir setiap hari di Bekasi, selalu terjadi 
pemogokan (“hajatan” istilah kawan-kawan di Bekasi). Dan menjadi 
aktivitas harian, dari kawan-kawan buruh di Bekasi, setiap pulang kerja 
(apakah shift 1, shift II, bahkan shift III), tidak pulang ke rumah 
melainkan mendatangi buruh-buruh yang sedang melakukan pemogokan.
Menariknya gerakan solidaritas yang terjadi di Bekasi dilakukan 
terhadap seluruh kawan-kawan buruh yang sedang melakukan pemogokan di 
perusahaannya tanpa melihat bendera/organisasi mana yang sedang melakukan pemogokan.
 Karena gerakan solidaritas, sudah menjadi “budaya”, maka massa bergerak
 mendatangi perusahaan-perusahaan yang buruhnya sedang melakukan 
pemogokan bahkan tanpa perlu menunggu instruksi formal dari pimpinan 
mereka. Begitu mereka mendengar di sekitar kawasan industri tempat 
mereka bekerja ada perusahaan yang sedang mogok, maka (terutama) 
sepulang kerja, kawan-kawan buruh pergi berbondong-bondong untuk 
memberikan solidaritasnya. Semakin sore, semakin malam bahkan hingga 
subuh pun jika perundingan masih berlangsung (belum dimenangkan buruh) 
maka jumlah buruh yang bersolidaritas biasanya justru bertambah besar.
Hasilnya, hampir semua serikat di Bekasi mengalami perluasan jumlah 
anggotanya. Baik FSPMI, KASBI (Proegresip, GSBM), FPBJ, GSPB, FKI (FSPSI
 Andi Gani), dan serikat-serikat buruh tingkat perusahaan, merekalah 
yang terutama memimpin gerakan buruh di Bekasi yang saat. 
Kemenangan-kemenangan terus berhasil diperoleh oleh kawan-kawan buruh.
Organisasi-organisasi preman yang ada di Bekasi, hingga kepolisian 
tidak pernah mampu menahan gerakan solidaritas ini. Bahkan moratorium 
penghentian aksi mogok dan “grebek” yang diprakarsai oleh Polres Bekasi 
untuk menghentikan aksi-aksi mogok di Bekasi di saat bulan Puasa 
(Ramadhan) kemarin pun tak mampu menghentikan gerakan pemogokan dan 
solidaritas di Bekasi.  Bulan puasa, malah menjadi bulan perjuangan bagi
 kawan-kawan buruh Bekasi. Gerakan mogok hanya berhenti, sekitar 
seminggu sebelum lebaran, dan terus berlanjut setelah libur berakhir 
hingga saat ini.
Isu utama, dalam gerakan pemogokan di Bekasi saat ini, adalah 
pengangkatan buruh-buruh outsourcing dan buruh kontrak menjadi pekerja 
tetap, disamping isu-isu normative lainnya. Saat ini, hampir setiap 
perusahaan di Bekasi yang masih mempekerjakan buruh dengan sistem 
kontrak dan outsourcing, tidak akan pernah tenang, dan pada akhirnya 
pasti mendapatkan bagian untuk dilanda pemogokan buruh di perusahaan dan
 kekuatan utamanya justru ada di “grebekan” solidaritas dari ribuan 
buruh dari perusahaan-perusahaan lain/serikat-serikat buruh yang ada di 
Bekasi yang hadir memberikan solidaritasnya. Kabarnya, sejak 5 bulan 
lalu hingga saat ini telah lebih 40.000 buruh yang telah dimenangkan 
statusnya dari semula pekerja outsourcing atau pekerja kontrak menjadi 
pekerja tetap, dan seluruh hak-hak normatif yang belum dijalankan 
berhasil direbut (upah, cuti haid, kebebebasan berserikat, dsb).
Gerakan Buruh Bekasi saat ini juga menjadi sumber utama gerakan buruh
 yang bergerak di pusat kekusaan dan bahkan menjadi pelopor dalam 
gerakan buruh di Indonesia saat ini. Ini dapat dilihat baik aksi mogok 
total kawasan Industri Bekasi dan penutupan tol dalam isu upah minimum 
kemarin maupun aksi May Day (1 mei) dan penolakan kenaikan BBM beberapa 
waktu lalu. Kekuatan buruh yang bergerak di Jakarta, mayoritas 
kekuatannya berasal dari Bekasi.  Dalam May Day misalnya, dua kekuatan 
utama yang bergerak di Jakarta: MPBI (FSPMI-KSPI, KSPSI, KSBSI) dan 
SEKBER BURUH, jumlah buruh yang dimobilisasi ke Jakarta, mayoritasnya 
berasal dari buruh-buruh yang berada di kawasan-kawasan industri 
Bekasi.  Berbeda dengan tahun-tahun lalu, dimana sebelumnya justru 
Tangerang yang biasanya menjadi support utama massa buruh ke Jakarta.
Saat ini, hampir semua Serikat Buruh di Bekasi, sedang sibuk 
mempersiapkan aksi mogok nasional penghapusan outsourcing, kontrak dan 
penolakan upah murah. Selain MPBI (KSPI, KSPSI, dan KSBSI), KASBI dan 
SEKBER BURUH telah mempersiapkan barisannya untuk melakukan persiapan 
mogok nasional tersebut. Aksi-aksi mogok terutama penghapusan sistem 
kerja kontrak dan outsourcing tetap terus berjalan dengan dibarengi 
“grebekan” solidaritas ribuan buruh menjadi pemandangan sehari-hari. 
Bisa dipastikan hingga saat ini, bahwa BURUH BEKASI lah yang paling siap
 secara nasional untuk terlibat penuh dalam aksi MOGOK NASIONAL 
penghapusan sistem kerja kontrak-outsourcing dan penolakan politik upah 
murah. KASBI akan melakukan Rapat Akbar di Bekasi pada tanggal 16 
September 2012. Sementara SEKBER BURUH BEKASI juga akan melakukan Rapat 
Akbar pada tanggal 17 September 2012. (SEKBER BURUH JAKARTA—dengan nama 
Buruh Jakarta Bergerak akan melakuka rapat akbar tanggal 15 September 
2012. Komunikasi dengan kawan-kawan di Tangerang juga sedang dibangun. 
Komunikasi dan jaringan dengan daerah-daerah lain secara nasional akan 
segera dilakukan).
Represif aparat kepolisian (polres Bekasi dan Brimob Polda) kemarin, 
Selasa, 11 September 2012 terhadap aksi solidaritas buruh Bekasi 
(mayoritas berasal dari SEKBER BURUH yang menjadi korban) adalah ujian 
bagi gerakan solidaritas buruh Bekasi. Oleh karenanya, solidaritas
 terhadap gerakan buruh di Bekasi dari kawan-kawan di daerah lainnya, 
menjadi penting dilakukan untuk menunjukkan bahwa perjuangan kawan-kawan
 buruh Bekasi tidaklah sendirian. Terakhir Gerakan persatuan 
dan Solidaritas Gerakan Buruh di Bekasi juga harus menular ke kota-kota 
lain di Indonesia. Adalah tepat saat ini, solidaritas terhadap gerakan 
buruh Bekasai yang kemarin direpresif aparat kepolisian, juga harus 
menjadi ajang konsolidasi pembangunan persatuan kekuatan gerakan, dan 
bergerak bersama terlibat dalam persiapan aksi pemogokan nasional 
penghapusan sistem kerja kontrak  dan perlawanan upah murah. Lebih jauh,
 konsolidasi ini harus menjadi ajang untuk pembangunan kekuatan politik 
gerakan buruh dan rakyat secara keseluruhan.
Source: http://www.rakyatpekerja.org 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar