Tak pernah sekalipun kujalankan perintah mereka
Tak kudengarkan ajaran kebencian yang mereka berikan
Saat aku tanya mereka, itukah ajaran dari agama?
Mereka bilang, aku adalah pendosa!
Aku adalah kafir!
Saat aku menolak fatwa mereka yang konyol
Saat aku bicara tentang kebebasan sebagai manusia
Saat aku berpihak pada mereka yang ditindas oleh penguasa
Saat aku mempunyai ideologi yang berseberangan dengan mereka
Saat aku bertanya, apakah mereka punya hak untuk menindas manusia lainnya?
Mereka bilang, aku adalah kafir!
Aku adalah pelacur!
Saat bekerja menggunakan akal dan nuraniku
Saat menulis tentang kebusukan mereka
Saat duduk damai bersama dengan para kafir
Saat aku bertanya, apakah mereka tidak pernah mencicipi karya dari para kafir?
Mereka bilang, aku adalah pelacur!
Aku adalah setan!
Saat mengajak orang lain untuk mempertanyakan keberadaan mereka
Saat mempertanyakan tentang ketidakadilan
Saat memberikan realita yang berbeda
Saat aku bertanya, mengapa aku harus mengakui mereka
Mereka bilang, aku adalah setan!
Aku adalah asumsi dalam asumsi-asumsi mereka
Aku adalah realita dalam realita-realita mereka
Aku adalah fakta yang ingin dihilangkan demi kemaslahatan umat
Itu kata mereka…
Wahai para buruh! Maaf jikalau menyebut tuan-tuan semua dengan panggilan yang kurang pantas, karena menyebut tuan sekalian dengan identitas meterialis. Sebuah identitas murahan yang diberikan manusia, padahal anda mempunyai identitas yang sangat mulia, yang dianugrahkan Penguasa Langit dan Bumi. Sekali lagi maaf, karena dunia yang telah jungkir balik inilah yang memaksa menyebutnya agar tidak salah sasaran. Bersatulah wahai buruh-buruh muslim sedunia, dan lawanlah kekejian jahanam kapitalisme itu dari tempat anda sekalian berada. Karena kapitalislah keringat anda diperas sampai kering, darah tuan dihisap dengan buas. Sudahilah penderitaan tuan, merontalah sekuat-kuatnya dari cengekraman kuku kapitalisme itu. Satukan barisan, dan jangan tertipu provokasi-propaganda materialis rendahan yang memanfaatkan kesengsaraan dan rasa tertindas yang tuan semua alami. Karena sejatinya itu akan menjerumuskan tuan semua ke dalam yang semakin dalam dan kelam.
BalasHapusKawan...! mari kita satukan kekuatan kita untuk menghantam sekuat kuatnya tembok barikade kapitalisme, kita meronta sekeras, sekencang, sekuat kuatnya, agar kuku-kuku yang telah melemah dan rapuk itu rontok dan tulang-tulangya remuk redam. Kawan!!! Kita terlahir alpa dari materi, tidak akan pernah rugi melepasnya, ditukar kemegahan peradaban serta kemuliaan setelah kematian. Kita tidak akan pernah kehilangan apapun kecuali selembar nyawa kita yang telah ditukar dengan Syurga.
Dan, Buruh Muslim Sedunia, Bersatulah...!!!