Tahukah Anda, pekerja di sektor perkapalan dan jasa maritim juga telah bergabung dengan FSPMI. Kawan-kawan garment, tekstil, makanan, dan perkebunan, juga mendaftar sebagai anggota. FSPMI telah menjelma sebagai serikat pekerja modern yang tidak lagi mengedepankan ego sektoral, tetapi berjuang untuk kepentingan yang jauh lebih universal dan melampau batas-batas teritorial.
Meskipun organisasi ini bernama Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, bukan berarti FSPMI hanya beranggotakan pekerja/buruh yang bekerja di sektor logam, elektronik, dan automotif saja. Bahkan, saat ini, dengan bergabungnya Serikat Pekerja Aneka Industri, pekerja dari sektor apapun bisa bergabung dan menjadi anggota FSPMI.
Sebagai sebuah federasi, FSPMI terdiri dari 6 (enam) serikat pekerja anggota. Masing-masing adalah Serikat Pekerja Logam (SPL), Serikat Pekerja Elektronik-Elektrik (SPEE), Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK), Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim (SPPJM), Serikat Pekerja Dirgantara (SPD), dan Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI).
Ini artinya, pekerja di sektor garment, tekstil, makanan, kimia, buruh perkebunan, dan lain sebagainya, tetap bisa bergabung dengan FSPMI. Dengan bergabungnya SPAI menjadi salah satu anggota FSPMI, organisasi yang lahir pada tanggal 6 Februari 1999 itu kini telah memiliki cabang di berbagai pelosok daerah.
Bagi FSPMI, ini adalah jawaban atas permasalahan hubungan industrial yang tidak boleh lagi mengedepankan ego sektoral. FSPMI tidak ingin hanya berbicara untuk dan atas nama pekerja metal, tetapi harus berorientasi pada seluruh industri. Sebagaimana yang terjadi di tingkat dunia, dengan keberadaan Industrial Global Union. Kita sadar, gerakan buruh harus universal. Lintas batas. Melampaui sekat-sekat negara.
Meskipun tetap memakai nama “metal”, bukan berarti mereka yang tidak berasal dari sektor itu adalah anak tiri bagi organisasi. Sama sekali bukan. Mereka tetaplah satu badan dari organisasi ini. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama. Anggaplah, “metal” menjadi simbol keteguhan dan kerasnya kemauan untuk menggapai cita-cita perjuangan.
Sebagaimana saya sebutkan di awal, FSPMI juga beranggotakan kaum pekerja yang bekerja di sektor perkapalan dan jasa maritim. Mereka tergabung dalam Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPPJM FSPMI). Sebagai negara maritim, tentu saja Indonesia membutuhkan banyak sekali tenaga kerja di sektor ini. Hak-hak mereka sebagai pekerja harus terlindungi. Oleh karena itu, keberadaan SPPJM FSPMI dengan Ketua Umum-nya H. Makmur Komarudin, saya kira cukup mampu mengambil peran itu.
SPPJM FSPMI memang jarang disebut. Padahal sektor yang satu ini memiliki potensi yang sangat besar. Jika kawan-kawan Jabodetabek bisa sesumbar akan menutup tol dan bandara untuk melumpuhkan perekonomian negara, mereka bahkan bisa menutup lautan. Sungguh, ini adalah kekuatan yang masih tersimpan. Khususnya diluar Jawa, SPPJM FSPMI cukup potensial untuk berkembang dan terus tumbuh menjadi besar.
Selain di laut, FSPMI juga menggalang kawan-kawan pekerja dalam keanggotaan Serikat Pekerja Dirgantara Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPD FSPMI). Memang, untuk sektor dirgantara, saat ini belum banyak yang bisa diceritakan. Tetapi setidaknya, keberadaan Serikat Pekerja Dirgantara sebagai salah satu anggota FSPMI, membuktikan organisasi ini memiliki cita-cita dan langkah besar. Seiring dengan menguatnya organisasi FSPMI, bukan tidak mungkin SPD FSPMI yang dalam beberapa tahun tidak berpenghuni, lambat laun akan terisi dan ikut mewarnai organisasi.
Anggota FSPMI tidak hanya berasal dari pekerja sektor logam, elektronik, dan automotif. Ini bukan berarti mengecilkan ketiga sektor itu. Sebab, tak bisa dipungkiri, kawan-kawan di tiga sektor inilah yang memiliki peran sangat besar pada saat-saat awal organisasi ini didirikan. Apapun itu sektornya, di FSPMI, mereka menjadi sebuah keluarga. Perbedaan itu membentuk sebuah harmoni. Sangat Indah. (*)
Source: Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar